SEJAK awal tahun hingga September 2018, Community Tb HIV Care Aisyiyah Bandar Lampung menemukan 843 kasus tuberkulosis (Tb). Capaian tersebut merupakan tanda bahwa Bandar Lampung harus tanggap terhadap penyakit tersebut.
Hal itu dikatakan Koordinator Program Community Tb-HIV Care Aisyiyah Bandar Lampung, Pristi Wahyu Diawati, pada kegiatan Capacity Building of CSO Advokasi Skill and Fundrising, Media Campaign, di Hotel Andalas, Sabtu (17/11).
Kegiatan itu diikuti puluhan peserta yang bertujuan meningkatkan kapasitas dalam mengadvokasi Tb-HIV. Para peserta diberikan materi mengenai muatan tentang teknik dalam mencari, menghimpun fundraising, dan media kampanye.
Dia mengatakan temuan terduga Tb di Bandar Lampung itu kebanyakan dari kalangan menengah ke bawah. Persoalan tersebut telah dilaporkan kepada Dinas Kesehatan setempat untuk menjadi perhatian.
Untuk memaksimalkan penemuan terduga Tb di masyarakat, Pemerintah Kota Bandar Lampung perlu mengeluarkan peraturan wali kota guna memperkuat pelaksanaan kerja di lapangan.
“Saat ini memang sudah ada peraturan daerah mengenai pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. Namun, alangkah baiknya pula dikeluarkan peraturan wali kota untuk memperkuat pelaksanaan di lapangan,” ujar dia.
Fasilitator kegiatan, Johan, mengatakan media kampanye menyuarakan siaga Tb-HIV di Bandar Lampung harus disemarakkan. Harapannya mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan penyakit menular.
“Tb adalah penyakit menular yang dapat kapan saja menular kepada manusia. Untuk mencegahnya semua pihak harus menyosialisasikan kepada masyarakat pentingnya menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat,” kata dia. (YUS/S2)
Discussion about this post