SARAPAN masih sering disepelekan masyarakat Indonesia. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari terburu-buru hingga keterbatasan ekonomi. Padahal risiko yang mengintai saat melewatkan kegiatan tersebut, daya tangkap anak terhadap pelajaran menjadi rendah karena kurang konsentrasi. Akibat jangka panjangnya, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang cerdas sehingga akan berpengaruh terhadap masa depannya.
Foodbank of Indonesia (FOI) pun mendorong untuk penyediaan sarapan yang sehat bagi anak-anak terutama dari golongan tidak mampu. “Sarapan cukup penting. Terbukti ada beberapa sekolah yang mengakui sejak beberapa tahun program pemberian donasi makanan pendamping sarapan diberikan, prestasi siswanya meningkat dan peminat peserta didik baru di sekolah itu juga meningkat,” kata Pendiri FOI Hendra Utama di Jakarta, baru-baru ini.
Hendra menambahkan warga Indonesia masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan sehingga sulit untuk menyediakan pangan secara cukup dari segi kuantitas dan bergizi. Masyarakat, imbuh Hendra, masih sibuk mengejar ekonomi terutama warga menengah ke bawah. Mereka membiarkan anak membeli sarapan sendiri atau bahkan tidak sama sekali.
Prestasi siswanya meningkat dan peminat peserta didik baru di sekolah itu juga meningkat.
Sementara itu, sebagai anak-anak yang belum memperhatikan pentingnya gizi makanan, maka dalam membeli sarapan cenderung hanya memperhatikan rasa. Di sisi lain, bagi anak yang tidak memiliki uang saku maka harus pergi sekolah tanpa sarapan.
Fenomena seperti ini tak hanya terjadi di pedesaan tetapi juga di kota-kota besar. Karena kemiskinan di kota-kota besar tergolong absolut.
“Tipe absolut, yang mana dia tidak bisa minta bantuan ke siapapun dan betul-betul tidak berdaya. Sementara untuk di pedesaan seperti di Bali yang rata-rata tidak mampu tapi justru lebih sehat karena memiliki kebun. Kalaupun ada warga desa yang kesulitan pangan itu karena dia tidak memiliki sumber pangan dan hanya bisa membeli, sementara uang tidak ada,” tuturnya
Program FOI tak hanya memberikan kemudahan akses pangan terhadap anak-anak, tetapi juga merangkul relawan untuk memberi perhatian kepada lansia terlantar. (MI/S2)
Discussion about this post