PENCEGAHAN penyakit kanker serviks dengan cara primer yakni menjauhi faktor risiko yang ada. Ia menceritakan terjadinya kanker serviks bisa dilihat dari faktor risiko yang bisa menimbulkan penyakit tersebut. Misalnya seorang perempuan mulai melakukan aktivitas seksual di usia muda atau menikah muda dibawah 18 tahun. Karena rahim perempuan belum siap menerima aktivitas seksual sehingga rentan terkena virus kanker serviks.
“Selain itu, terkena virus tersebut karena melakukan seks bebas berganti-ganti pasangan. Apalagi dengan pasangan yang hubungan seksualnya tidak sehat,” kata Ketua Ikatan Dokter Ahli Patologi Anatomi Indonesia Cabang Lampung Resti Arania.
Selanjutnya, faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker serviks jika perempuan sering mengalami keputihan yang disebabkan infeksi kuman. Kemudian, potensi terkena kanker serviks bisa menyerang perempuan yang memiliki banyak anak karena aktif berreproduksi atau melahirkan.
Selanjutnya, apabila memiliki penyakit seksual yang menular yang tidak di obati. “Apabila perempuan aktif melakukan hubungan seksual, maka saran saya cepat dilakukan pemeriksaan,” kata dokter yang membuka praktik di Jalan Teuku Umar, Kedaton, Bandar Lampung ini.
Kepala Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek itu menambahkan pencegahan tersier bagi yang sadar dan kaum milenial yakni melakukan vaksinasi yang bisa dimulai sejak usia 11 tahun. Untuk vaksin bisa dilakukan di tenaga kesehatan mulai dari bidan, perawat, dan dokter spesialis kandungan yang memiliki fasilitas vaksin tersebut. “Untuk yang punya anak di usia 11 tahun sampai usia produktif bisa diajak untuk melakukan vaksin serviks,” ujarnya.
Pemberian Vaksin
Pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali yakni pertama kali pasien datang, kemudian satu bulan berikutnya dan terakhir enam bulan hingga satu tahun setelahnya. Vaksin tersebut berfungsi selama 20 tahun memiliki daya perlindungan agar tidak terkena virus kanker.
“Sampai saat ini biaya vaksin termasuk mahal, belum ditanggung oleh BPJS. Untuk yang murah biaya vaksin bisa mencapai Rp800 ribu—Rp1 juta/vaksin. Sementara untuk vaksin yang bagus mencapai tiga kali lipatnya,” kata dia. (TRI/S2)
Discussion about this post